Pecundang Yang Dilupkan

PECUNDANG YANG DILUPAKAN
Karya Fidki Syaban

Hari menjelang sore,  saatnya bagi sang penulis untuk bersantai di taman kota. Daun-daun bergururan turut melengkapi indahnya sore. Udara pun semakin dingin pertanda akan datangnya musim salju. Setelah sampai, dia pun duduk di bangku taman.  Suasanadi taman kota, sangat lah ramai. Banyak sekali anak-anak yang bermain sekitar taman. Juga ada pula sebagian pengunjung yang pergi ke taman hanya untuk sekedar berfoto. Seketika,  dia teringat saat dia masih duduk di bangku SMA. Dulu, dia di kenal sebagai seorang pecundang yang terkenal di sekolahnya. Dia sering di kerjai oleh teman-temanya, hingga di permalukan di depan lapangan sekolah. Pecundang itu bernama Satrio Purbalinga. Meski pun dia tidak terlalu pandai dalam bidang olahraga. Tetapi Satrio adalah anak yang baik hati dan jujur. Dia juga dia di kenal sebagai anak yang polos, sehingga diasering di manfaatkan oleh temanya. Namun, ada seorang yang selalu memperhatikan Satrio. Dia adalah Mika, anak yang paling popular di sekolahnya. Meski pun banyak laki-laki yang tertarik, namun dia selalu menolak . Sebab, dia ingin fokus belajar untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang Dokter.

Suatu hari, Satrio duduk di ruang tamu sambil menggengam sebuah pena. Dia hanya diam membisu memikirkan masa depanya. Tiba-tiba dia mendengar ada suara ketukan pintu. Saat di buka ternyata adalah Mika yang ingin bertamu ke rumahnya. Mika pun terheran atas ekspresi wajah Satrio yang sedang murung. Kemudian dia bertanya, “Satrio, ada apa? Kamu lagi punya masalah ya? Ayo curhat sama Mika” sambil menatap Satrio. Satrio menjawab, “Biasa  soal teman-teman di sekolah” sambil tersenyum. Mika pun menjawab, “Iya, mereka memang keterlaluan. Kalau begitu kamu harus bisa membalas perbuatan merekaSatrio” dengan nada jengkel. Satrio mengambil nafas dan kembali menjawab, “Iya, tapi bagaimana caranya? Aku tidak pandai dalam segala hal. Apa lagi soal beladiri” sambil menundukan kepala. Kemudian Mika menjawab, “Cara membalas, mereka dengan ini” sambil mengebrak selembar kertas di atas meja. Satrio pun terheran dengan apa yang ada di balik selembaran. Setelah di baca, ternyata isinya adalah karya fiksi yang sering dia tulis. Satrio bertanya, “Maksud kamu dengan ini?” Mika menjawab, “Iyah, kamu  kan seneng bikin karya fiksi” sambil tersenyum.

Satrio bertanya kembali, “Kamu tahu dari mana kalau aku suka bikin karya fiksi?” sambil memegang dagu. Mika pun menjadi salah tingkah dan memotong pembicaraan dia menjawab, “Anu.. ah kebetulan hari bulan depan ada lomba karya fiksi kamu coba aja ikutan” sambil memberi selembaran dari tasnya.  Satrio menjawab, “Wah boleh di coba,  makasih ya mika” denagan bahagianya.  Akhirnya, Satrio pun mengikuti lomba menulis karya fiksi dengan kegigihanya. Dia pun mendapatkan peringkat pertama di tingkat Nasional. Kemudian, karyanya menjadi terkenal hingga ke Luar Negeri. Teman-temanya pun  datang menemui Satrio di bangku sekolah untuk meminta maaf. Akhirnya, semua teman-temanya tidak ada yang menjailinya lagi. Setelah lulus, dia pun mendapat beasiswadan melanjutkan kuliah di Jakarta. Setelah lulus, dia pun diminta dari pihak Asing untuk mengajar di Inggris. Kengangan itu yang selalu dia ingat saat masih duduk di bangsku SMA. Dan kini dia bisa menikmati hasil kerja kerasnya. Hari semakin gelap, saatnya bagi sang penulis untuk pergi menjemput Mika di Rumah sakit. Yang kini sudah menjadi istri sang penulis.

Profil Penulis :
Nama         : Fidki Sya'ban
Asal           : Subang
Facebook  : Fidki Syaban

Source : ensikology

Berlangganan update artikel terbaru via email:

1 Response to "Pecundang Yang Dilupkan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel